Bengkulu Utara, LIBE – Kabar tak sedap kembali merebak di ruang lingkup kerja Puskesmas Lais. Kali ini, adanya dugaan pemahalan obat-obatan dan manipulasi biaya rawat inap bagi pasien kembali mencuat ke permukaan.
Berdasarkan data yang diperoleh media liputanbengkulu.com, pemahalan harga obat-obatan serta manipulasi lamanya rawat inap pasien, menimpa keluarga pasien berinisal SM salah warga kecamatan Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
Peristiwa tersebut, terjadi saat korban menjalani penanganan medis di Puskesmas Lais, pada bulan Mei 2020 silam.
Untuk mendapatkan penanganan medis, Keluarga tergolong kurang mampu ini, harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 700 ribu rupiah lebih, hanya dalam jangka waktu 1 hari perawatan. Jumlah biaya yang dikeluarkan pasien, tertera dalam kwitansi yang ditanda tangangani oleh dr. Sondang berserta cap stempel Puskesmas Perawatan Lais.
Adanya pembengkakan biaya berobat pasien berada pada Pemahalan jenis obat yaitu harga obat injeksi jenis meto yang mencapai Rp. 200 ribu lebih untuk penggunaan 4 buah jenis obat serupa.
Sumber lain yang namanya tak ingin di publikasikan dalam pemberitaan menyampaikan, bahwasanya indikasi praktek pemahalan obat-obatan dan biaya rawat inap bagi pasien di Puskesmas Lais terindikasi bukan hanya menimpa keluarga pasien SM, dalam kurun waktu berjalan, terdapat puluhan pasien umum yang dirawat dan mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Lais.
“Kurang lebih puluhan pasien yang telah mendapatkan penanganan. Keseluruhan keluarga pasien, nyaris mengeluhkan hal serupa terkait mahalnya biaya berobat di Puskesmas Lais, terutama bagi keluarga pasien yang kurang mampu .” Tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak terkait (dr. Sondang-red) belum dapat dimintai keterangan atas dugaan yang terjafi di ruang lingkup Puskesmas Lais ini. (JM)
Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?
Berikan Komentar